PMB dan Pendidikan Karakter


Mungkin kini aku akan menyesal jika kala itu justru kutolak tawaran untuk menjadi panitia dalam rangka Penerimaan Mahasiswa Baru, atau disingkat PMB. Dengan berbekal pengetahuan bahwa PMB tahun ini akan sama dengan tahun kemarin, dimana akan ada stand untuk setiap UKK memamerkan produk mereka. Asal tahu saja, stand itu tanggung jawabku sebagai redpel mading di UKK-ku. Baiklah, aku sanggupi tawaran itu. Putusku ketika mendapatkan tawaran itu dari Pemimpin Umumku.
Di tengah kesibukan untuk persiapan Pengalaman Belajar Lapangan selama 10 hari,  panitia bolak-balik rapat untuk mematangkan konsep acara dan menguatkan komitmen bersama. Yah, meski acara semuanya yang mengonsep adalah fakultas tapi paling tidak kita juga siap dengan konsep sendiri.
Suatu hari, panitia bertanggung jawab untuk stand kala verivikasi Mahasiswa Baru(Maba). Karena kuliahku siang, aku dapat jatah pagi. Waktu itu sempat disindir oleh dosen karena masuk telat. Tapi biarlah. Meski dikira aku dari kos, nyatanya aku dari stand.
Untung saja setiap rapat waktunya tidak berbenturan dengan pembekalan PBL-ku. Karena sebagian besar panitia adalah angkatan 2011 tapi mereka paham dengan kseibukan angkatan 2010. Sehingga setiap kali rapat selalu kuusahakan untuk datang. Namun, ketika waktu PBL-ku tiba, aku tak bisa mengikuti rapat untuk sementara karena posisiku yang berada di Demak dan aku hanya bermodal nebeng. Bahkan tawaran untuk menjadi koordinator sie pun aku tolak.
Rasanya seru bisa berkenalan dengan adik-adik tingkat yang dulunya tak pernah kulirik sama sekali. Apalagi banyak dari mereka yang satu UKK denganku. Lagipula aku jadi semakin harus bisa mengatur diriku. Sepulang dari PBL, kelompokku langsung sering mengadakan kumpul untuk membahas laporan PBL yang ribetnya minta ampun. Sementara itu, aku harus bolak-balik kampus untuk mengurus PMB. Untung saja aku tak mengambil SP. Apa jadinya nanti? Aku ini bukan tipe orang yang mudah fokus untuk melakukan banyak pekerjaan sekaligus.

Training of Trainer
Kepanitiaan PMB dibentuk pada bulan Juni, mungkin. Karena seingatku awal bulan Juli aku berada di Demak. Sehingga bulan puasa aku tak bisa berleha-leha untuk sering pulang karena tanggung jawab ini.
Pada minggu terakhir aku di Semarang, aku sempatkan mengikuti Training of Trainer. Tahu rasanya? Seru sekali. PMB tahun ini sunggu berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Dahulu, PMB hanya 3 hari itu pun sudah termasuk upacaranya. Sementara tahun ini 6 hari. Tiga hari untuk PMB, tiga hari selanjutnya untuk Pendidikan Karakter,
Berdasar kebijakan Rektorat bahwa semua fakultas harus mengadakan Pendidikan Karakter, maka Fakultas Psikologi pun diberi kewenangan untuk melatih trainer guna Pendidikan Karakter. Dalam TOT ini kami serasa mengikuti Pendidikan Karakter ekspress yang hanya satu hari. Tapi aku rasakan, seru sekali. Kita diarahkan untuk bermain game agar kita bisa memberi pengarahan pada para Maba nantinya.
Lomba-lomba itu benar-benar untuk menunjukkan kemampuan kita, memberikan keberanian kita untuk berbicara, dan menilai karakter kita. Ada lomba menyusun peta, lomba perang, lomba XY, lomba menyusun domino, dan masih banyak lagi terutama di outbond.
Selesainya, kita buka puasa bersama panitia, dosen, dan orang-orang dari Fakultas Psikologi. Bisa dikatakan sekitar 12 jam lah aku berada di kampus untuk TOT ini. Sedangkan besoknya gladi bersih untuk Pendidikan Karakter. Karena tak ada yang perlu dikhawatirkan untuk PMB. Kita hanya EO, panitia, pelaksana, entah apalagi istilahnya. Sementara dalam Pendidikan Karakter peran panitia cukup besar. 
Yah... kala itu harapanku dengan panitia yang lain adalah sukses PMB dan Pendidikan Karakter. Meski harus mengorbankan liburan menjadi seminggu sebelum liburan dan seminggu setelah liburan. Just do it, pikirku.

Komentar

Postingan Populer